Rabu, 27 Januari 2010

The other names of Jabon

The other names of Jabon

Beberapa waktu yang lalu saya lagi iseng-iseng searching di google tentang tanaman Jabon atau bahasa latinnya adalah Anthocephalus Cadamba. Ternyata, di beberapa daerah di nusantara dan bahkan di luar negeri, Jabon sudah dikenal dengan nama daerah yang berbeda-beda.
Secara botanis atau bahasa latin, Tanaman Jabon memiliki nama Anthocephalus chinensis (Lamk.) A. Rich. ex Walp. syn. Anthocephalus cadamba Miq, famili Rubia¬ceae. Keren sekali kan namanya !
Di beberapa daerah di nusantara tanaman kayu yang batangnya lurus ini dikenal dengan banyak nama. Antara lain di pulau Jawa biasanya disebut dengan Jabon, jabun, hanja, kelampeyan, kelampaian. Di daerah Sumatra biasanya disebut dengan galupai. galupai bengkal, harapes, johan, kalam¬pain, kelampai, kelempi, kiuna, lampaian, pelapai¬an. selapaian, serebunaik. Di daerah Kalimantan biasanya Jabon disebut dengan bahasa daerah yaitu antara lain: ilan, kelampayan, taloh, tawa telan. tuak, tuneh, tuwak. Di daerah Sulawesi, Jabon biasanya disebut dengan nama antara lain: bance, pute. loeraa, pontua, suge manai, sugi manai, pe¬kaung, Toa. Di daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) pohon Jabon biasanya disebut dengan nama antara lain : gumpayan. kelapan. mugawe, sencari. Sedangkan di Irian Jaya, pohon Jabon disebut dengan nama daerah : aparabire dan masarambi. Unik juga ya ?

Sedangkan di manca negara, ternyata juga tumbuh dan memiliki nama daerah yang unik-unik. Contohnya di Vietnam, pohon Jabon dikenal dengan nama pohon “Gao”. Nama lainnya dan lebih banyak disebut di berbagai negara adalah pohon “kadam” yang disebut di negara Perancis, Jerman, India, Italia, Belanda, Pakistan, Spanyol, Inggris serta Amerika. Di tanah Jiran Malaysia, pohon Jabon bahkan juga memiliki beberapa nama seperti pohon “Laran” di daerah sekitar Sabak, pohon “Kelempayan” bagi masyarakat di daerah sekitar Kuala Lumpur; dan juga pohon “selimpoh”, “limpoh”, “entipong”, atau “sempayan” bagi masyarakat malaysia di daerah Serawak. Di Brunei Darusalam disebut dengan pohon “Bangkal”. Sedangkan di daerah Birma disebut dengan “mau-Iettan-she” dan di daerah Philipina disebut dengan pohon “kaataan bangkal”.

Sungguh sangat beragam sekali sebutan pohon Jabon ini. Hal ini dikarenakan batasan ekologisnya yang luas dan penggunaannya yang cukup banyak sehingga di beberapa daerah dapat tumbuh dan juga diperlukan sebagai bahan baku untuk beberapa industri. Oleh karena itu, potensi pasar tanaman Jabon ke depan sangat cerah mengingat habitus dan daerah penyebarannya yang cukup merata hampir di seluruh pelosok tanah air dan juga kegunaannya yang terus bertambah banyak serta usia panen yang cukup singkat membuat tanaman Jabon menjadi calon primadona produk kehutanan rakyat di negara kita.